Untuk mendiagnosis kutil kelamin, dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh, mulai dari tanya jawab terkait gejala, riwayat penyakit, serta kehidupan seksual pasien. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada area kelamin yang diduga mengalami pertumbuhan kutil.
Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Kutil Kelamin
Berikut adalah rangkaian pemeriksaan yang akan dilakukan dokter untuk mendiagnosis kutil kelamin:
Tanya jawab
Tanya jawab merupakan langkah awal untuk mendiagnosis kutil kelamin. Beberapa pertanyaan yang akan diajukan adalah:
- Gejala yang muncul dan sudah berapa lama keluhan berlangsung
- Sejak kapan gejala lainnya mulai dirasakan
- Penyakit yang sedang atau pernah diderita
- Aktivitas seksual yang dijalani dan riwayat seksual pada pasangan
Pemeriksaan fisik
Setelah tanya jawab, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada area genital, anus, atau area lain yang dicurigai terdapat kutil. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat ukuran, jumlah, dan bentuk kutil kelamin.
Pemeriksaan penunjang
Pada beberapa kasus, kutil kelamin tidak bisa dilihat secara kasat mata. Oleh sebab itu, dokter akan menjalankan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan diagnosis, seperti:
1. Pap smear
Pap smear dilakukan dengan membuka vagina pasien menggunakan cocor bebek atau spekulum. Tujuannya adalah untuk melihat bagian dalam vagina hingga ke leher rahim (serviks).
Setelah itu, dokter akan mengambil sampel sel di serviks dan menelitinya di laboratorium. Tujuannya adalah untuk mendeteksi keberadaan sel abnormal di leher rahim.
2. Kolposkopi
Kolposkopi umumnya dilakukan apabila pap smear menunjukkan hasil yang tidak normal atau meragukan, seperti adanya sel-sel abnormal di mulut rahim (serviks).
Dokter akan melakukan kolposkopi dengan membuka vagina pasien menggunakan spekulum, kemudian melihat sel-sel di dalam serviks dengan kolposkop, yaitu alat seperti mikroskop yang dilengkapi dengan lampu.
Agar area serviks terlihat lebih jelas, dokter akan mengoleskan cairan khusus. Jika diperlukan, dokter akan melakukan pengambilan sampel jaringan (biopsi) dari leher rahim untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.
3. Tes HPV-DNA
Walaupun tipe virus HPV penyebab kutil kelamin berbeda dengan jenis HPV yang menyebabkan kanker serviks, virus HPV penyebab kanker serviks juga bisa ikut menginfeksi pasien. Melalui tes HPV DNA, dokter dapat mengetahui jika pasien juga terinfeksi virus HPV penyebab kanker serviks.
Wanita yang telah didiagnosis menderita kutil kelamin disarankan untuk menjalani pap smear setiap 3 atau 6 bulan. Dengan begitu, dokter dapat mengetahui bila ada perubahan pada leher rahim. Langkah ini penting karena wanita yang terkena kutil kelamin berisiko tinggi terserang kanker serviks.
Itulah beberapa rangkaian pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter untuk mendiagnosis kutil kelamin. Untuk mendapatkan pemeriksaan yang tepat, konsultasikan keluhan Anda dengan dokter.
Agar lebih cepat dan nyaman, gunakanlah layanan Chat Bersama Dokter untuk mendapatkan penjelasan dan saran yang lengkap dari dokter terkait kondisi Anda, termasuk pemeriksaan dan pengobatan yang tepat.