Kutil kelamin adalah benjolan kecil yang tumbuh di area kelamin atau anus akibat infeksi virus HPV (human papillomavirus). Berbeda dengan kutil di bagian tubuh lain, kutil kelamin termasuk dalam kategori infeksi menular seksual (IMS).
Kulit kelamin, atau disebut juga kondiloma akuminata, ditularkan melalui hubungan seksual dengan penderitanya, baik melalui vagina, mulut, maupun dubur. Umumnya, kutil kelamin muncul beberapa bulan setelah seseorang terpapar virus HPV melalui aktivitas seksual.
Namun, dalam beberapa kasus, kutil kelamin bisa muncul setelah bertahun-tahun, atau bahkan tidak muncul sama sekali meskipun seseorang telah terinfeksi.
Penyebab Kutil Kelamin
Kutil kelamin atau condyloma accuminata disebabkan oleh Human papillomavirus (HPV). Namun, dari lebih 100 jenis virus HPV, hanya 40 jenis di antaranya yang menular melalui hubungan seksual. Diketahui pula bahwa 90% kasus kutil kelamin disebabkan oleh virus HPV tipe 6 dan HPV tipe 11.
Kutil kelamin dapat menyebar melalui berbagai cara, terutama yang melibatkan kontak langsung dengan area genital. Penularan kutil kelamin dapat terjadi melalui:
- Hubungan seksual
- Kontak langsung dari kulit ke kulit
- Penggunaan alat bantu seks bersama
Pada kasus yang jarang terjadi, kutil kelamin juga dapat menular ke bayi dari ibu yang terinfeksi virus. Penting juga untuk diketahui bahwa kutil kelamin tidak menular melalui ciuman atau media tertentu seperti alat makan, handuk, dan toilet duduk.
Faktor Risiko Kutil Kelamin
Orang yang aktif secara seksual lebih berisiko terserang kutil kelamin, terutama jika berhubungan seks dengan penderita infeksi HPV. Risiko terinfeksi akan lebih besar bila berhubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan, atau berhubungan seks tanpa mengenakan kondom.
Selain itu, ada sejumlah faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kutil kelamin, yaitu:
- Sedang hamil
- Merokok
- Pernah menderita infeksi menular seksual jenis lain
- Memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya karena menderita HIV/AIDS atau sedang menggunakan obat-obat tertentu
- Aktif berhubungan seksual sejak usia muda
Gejala Kutil Kelamin
Kutil kelamin memiliki ukuran kecil dengan warna serupa kulit atau sedikit lebih gelap sehingga terkadang sulit terlihat langsung. Kutil kelamin dapat tumbuh tunggal, bisa juga berkelompok dan membentuk struktur seperti kembang kol.
Meskipun kadang tidak terlihat, kutil kelamin dapat menimbulkan sejumlah gejala di area tumbuhnya kutil, seperti:
- Gatal
- Rasa tidak nyaman
- Sensasi seperti terbakar
- Nyeri dan perdarahan saat berhubungan intim
Area tumbuhnya kutil kelamin juga bisa beragam. Pada pria, kutil kelamin dapat tumbuh di sejumlah area berikut:
- Batang atau ujung penis
- Kantung buah zakar (skrotum)
- Selangkangan
- Paha bagian atas
- Sekitar atau di dalam anus
Sedangkan pada wanita, kutil kelamin dapat tumbuh di:
- Dinding vagina
- Bagian luar vagina (vulva)
- Area di antara vagina dan anus (perineum)
- Bagian dalam vagina atau di dalam anus
- Leher rahim (serviks)
Selain di kelamin dan area di sekitarnya, kutil kelamin juga bisa tumbuh di lidah, bibir, mulut, dan tenggorokan. Kondisi ini umumnya terjadi akibat melakukan seks oral dengan penderita infeksi kutil kelamin. Akan tetapi, tumbuhnya kutil kelamin di mulut sangat jarang terjadi.
Kapan harus ke dokter
Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika terdapat kondisi atau keluhan berikut ini:
- Benjolan di area kelamin atau anus yang bisa terasa gatal atau berdarah ketika digaruk
- Pasangan menderita kutil kelamin meskipun tidak mengalami gejala apa pun
- Nyeri atau tidak nyaman saat berhubungan seksual
- Nyeri saat buang air kecil (disuria)
- Keluar cairan tidak biasa atau berbau tidak sedap dari penis atau vagina
Pemeriksaan medis juga diperlukan jika kutil kelamin tumbuh pada ibu hamil. Begitu juga pasien yang kutil kelaminnya berukuran besar, terus berdarah, dan menutupi saluran kemih. Kondisi tersebut perlu segera ditangani oleh dokter guna mencegah terjadinya komplikasi serius.
Diagnosis Kutil Kelamin
Untuk mendiagnosis kutil kelamin, dokter akan melakukan tanya jawab, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik pada area kelamin yang diduga mengalami pertumbuhan kutil.
Berikut adalah rangkaian pemeriksaan yang akan dilakukan dokter untuk mendiagnosis kutil kelamin:
Tanya jawab
Tanya jawab merupakan langkah awal untuk mendiagnosis kutil kelamin. Beberapa pertanyaan yang akan diajukan adalah:
- Gejala yang muncul dan sudah berapa lama keluhan berlangsung
- Sejak kapan gejala lainnya mulai dirasakan
- Penyakit yang sedang atau pernah diderita
- Aktivitas seksual yang dijalani dan riwayat seksual pada pasangan
Pemeriksaan fisik
Setelah tanya jawab, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada area genital, anus, atau area lain yang dicurigai terdapat kutil. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat ukuran, jumlah, dan bentuk kutil kelamin.
Pemeriksaan penunjang
Pada beberapa kasus, kutil kelamin tidak bisa dilihat secara kasat mata. Oleh sebab itu, dokter akan menjalankan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan diagnosis, seperti:
- Pap smear
- Kolposkopi
- Tes HPV-DNA
Wanita yang telah didiagnosis menderita kutil kelamin disarankan untuk menjalani pap smear setiap 3 atau 6 bulan. Tujuannya adalah agar dokter dapat mengetahui bila ada perubahan pada leher rahim. Langkah ini penting karena wanita yang terkena kutil kelamin berisiko tinggi terserang kanker serviks.
Pengobatan Kutil Kelamin
Pada beberapa kasus, kutil kelamin tidak menimbulkan gejala yang mengganggu dan dapat hilang dengan sendirinya. Akan tetapi, jika kutil kelamin menimbulkan gatal, nyeri atau sensasi terbakar di kelamin, pengobatan perlu dilakukan.
Pengobatan kutil kelamin akan ditentukan oleh dokter berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap kondisi pasien. Berikut adalah metode pengobatan yang direkomendasikan:
Obat-obatan
Metode pertama penanganan kutil kelamin adalah dengan meresepkan obat dalam bentuk krim atau salep, seperti:
- Asam trikloroasetat, untuk membakar dan merusak protein sel secara kimiawi pada kutil kelamin
- Imiquimod, untuk mengatasi kutil kelamin dengan meningkatkan daya tahan tubuh
- Podophyllin, untuk menghancurkan jaringan kutil kelamin
- Sinecatechin, untuk menangani kutil kelamin di area luar, dalam, atau sekitar anus
Operasi
Selain dengan obat-obatan, kutil kelamin bisa diatasi dengan operasi. Prosedur ini dilakukan jika penggunaan obat kutil kelamin tidak efektif, atau apabila kutil kelamin berukuran besar.
Metode operasi untuk mengatasi kutil kelamin meliputi:
- Eksisi, yaitu prosedur mengangkat kutil kelamin dengan cara memotong jaringan kutil secara langsung menggunakan pisau bedah
- Electrocautery, yaitu tindakan mengangkat kutil kelamin dengan kauter atau alat yang dialiri arus listrik frekuensi tinggi, untuk membakar atau memotong kutil kelamin
- Krioterapi, yaitu tindakan membekukan kutil menggunakan nitrogen cair agar jaringan kutil mati dan terlepas
- Operasi dengan sinar laser, yaitu prosedur pengangkatan kutil dengan memanfaatkan sinar laser untuk menghancurkan jaringan kutil dan pembuluh darah di sekitarnya, sehingga kutil mengecil dan akhirnya lepas
Selain metode pengobatan di atas, ada beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk membantu proses pengobatan kutil kelamin, yaitu:
- Tidak merokok
- Tidak menggunakan losion atau sabun mandi yang mengandung parfum
- Tidak berhubungan seksual sampai kutil kelamin sembuh
- Tidak menggunakan obat-obatan penghilang kutil yang dijual bebas
Perlu diketahui bahwa meski kutil kelamin berhasil dihilangkan, bukan berarti virus HPV di dalam tubuh penderita juga menghilang. Virus HPV masih dapat menulari orang lain meskipun penderita sudah tidak lagi mengalami gejala infeksi HPV atau kutil kelamin.
Oleh sebab itu, tujuan pengobatan kutil kelamin tidak hanya untuk menghilangkan kutil kelamin, tetapi juga untuk menurunkan risiko penularan, meredakan gejala yang menyertainya, serta mencegah komplikasi.
Komplikasi Kutil Kelamin
Jika tidak ditangani, kutil kelamin dapat tumbuh membesar dan menyebar dengan cepat. Kondisi tersebut membuat kutil lebih sulit untuk dihilangkan. Risiko penularan infeksi kepada pasangan seksual juga akan lebih besar.
Selain itu, kutil kelamin juga dapat menimbulkan komplikasi lain, seperti:
- Kanker
- Gangguan pada masa kehamilan
Pada kasus yang jarang terjadi, bayi yang lahir dari ibu dengan kutil kelamin dapat menyebabkan tumbuhnya kutil di saluran pernapasan, terutama di area tenggorokan. Kondisi ini dikenal sebagai papillomatosis laring, yaitu pertumbuhan kutil akibat infeksi HPV di laring yang bisa mengganggu pernapasan bayi.
Pada kasus tersebut, operasi harus dilakukan agar sistem pernapasan bayi tidak tersumbat oleh kutil.
Pencegahan Kutil Kelamin
Seperti yang telah dijelaskan di atas, penularan kutil kelamin akibat infeksi virus HPV dapat dicegah dengan menerapkan hubungan seksual yang aman serta menjaga kebersihan organ reproduksi. Upaya pencegahan yang bisa dilakukan bisa meliputi:
- Tidak berganti-ganti pasangan seksual
- Menggunakan kondom untuk berhubungan seks yang aman
- Tidak berbagi pakai alat bantu seks (sex toys)
- Melakukan tes rutin untuk infeksi menular seksual (IMS)
- Tidak menutupi riwayat kesehatan seksual
Selain dengan melakukan upaya di atas, kutil kelamin juga bisa dicegah dengan vaksinasi HPV. Vaksin HPV diberikan 2 kali dengan selang waktu 12 bulan, baik untuk anak-anak maupun remaja perempuan usia 9–14 tahun yang belum aktif secara seksual.
Sementara itu, untuk perempuan usia di atas 15–26 tahun, vaksin HPV diberikan 3 kali dengan jarak waktu 2 bulan antara vaksinasi pertama dan kedua, serta 6 bulan antara vaksin kedua dan ketiga.