Anoreksia nervosa tidak disebabkan oleh kondisi yang khusus, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor, seperti lingkungan, psikologis, dan biologis, dari penderitanya. Berikut ini adalah penjelasannya:

Faktor Biologis 

Anoreksia nervosa dapat dipengaruhi oleh kondisi bawaan dari anggota keluarga yang memiliki gangguan makan serupa. Tumbuh bersama keluarga dengan gangguan makan dapat membuat seorang anak menjadi perfeksionis atau terobsesi terhadap berat badannya. 

Selain itu, perubahan kadar hormon dopamin dan serotonin juga dapat menyebabkan seseorang mengalami anoreksia. Gangguan kadar hormon tersebut bisa membuatnya merasa cemas, kemudian berusaha tidak makan untuk mengatasinya. Hal ini bisa berkembang menjadi anoreksia nervosa. 

Faktor Psikologis 

Anoreksia nervosa umumnya muncul dari rasa tidak percaya diri penderita terhadap tubuhnya sendiri. Akibatnya, penderita berusaha keras untuk mengurangi jumlah makanan yang harus dikonsumsi. Penderitanya juga sering kali memiliki kepribadian perfeksionis sehingga tidak pernah puas dan ingin tubuhnya selalu kurus. 

Sejumlah penderita anoreksia menderita gangguan kecemasan atau gangguan perilaku obsesif-kompulsif (OCD). Kondisi ini menyebabkan mereka lebih ketat dalam menahan diri untuk tidak makan sehingga berkembang menjadi anoreksia nervosa. 

Faktor Lingkungan 

Terjadinya anoreksia nervosa tidak lepas dari anggapan sosial yang mengaitkan tubuh kurus dengan standar kecantikan, kebahagiaan, bahkan kesuksesan. Tuntutan ini dapat mendorong seseorang untuk menjadi kurus meski dengan cara yang tidak sehat.

Selain itu, tekanan dari teman sebaya juga dapat menguatkan keinginan seseorang untuk memiliki tubuh kurus. Hal ini umumnya terjadi pada lingkaran pertemanan remaja putri. Meski begitu, remaja laki-laki pun bisa mengalaminya.

Faktor Risiko Anoreksia Nervosa

Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami anoreksia, yaitu:

  • Jenis kelamin perempuan
  • Usia remaja
  • Penyakit autoimun yang menyerang sistem pencernaan, seperti diabetes tipe 1, atau peradangan pada usus.
  • Tuntutan aktivitas atau pekerjaan yang mengharuskan tubuh untuk kurus, seperti model, pemandu sorak, dan penari balet
  • Trauma akibat pengalaman buruk, seperti pelecehan seksual atau perundungan (bullying) terkait berat badan maupun bentuk tubuh
  • Masalah psikologis, seperti tidak menyukai bentuk tubuh sendiri, rendah diri, memiliki standar tinggi pada bentuk tubuh (perfeksionis), stres berat, depresi, atau gangguan kecemasan
  • Anggapan dan tekanan di masyarakat bahwa bentuk tubuh sempurna adalah tubuh yang langsing
  • Kekurangan asupan nutrisi yang baik akibat terlahir prematur atau dengan berat badan lahir rendah