Gejala tipes dapat menyerupai infeksi lain, misalnya infeksi rotavirus, yang juga bisa menyebabkan demam dan diare, atau demam berdarah yang dapat mengakibatkan demam dan ruam. Namun, penanganan tipes membutuhkan antibiotik, sedangkan infeksi lainnya tidak. 

Oleh karena itu, diagnosis yang tepat sangat penting agar pasien mendapatkan pengobatan yang terbaik dan terhindarkan dari tindakan yang tidak perlu. Diagnosis tipes yang akurat bisa didapatkan dengan pemeriksaan yang menyeluruh, mulai dari tanya jawab, pemeriksaan fisik, dan beberapa tes tambahan.

Beberapa Pemeriksaan untuk Diagnosis Tipes

Untuk mendiagnosis tipes, dokter akan melakukan beberapa hal berikut ini: 

Tanya jawab

Langkah awal yang dilakukan dokter untuk mendiagnosis tipes adalah melakukan tanya jawab dengan pasien. Beberapa pertanyaan yang akan diajukan meliputi:

  • Gejala yang dialami
  • Sejak kapan gejala muncul
  • Makanan atau minuman yang dikonsumsi 2 minggu ke belakang
  • Kondisi tempat tinggal
  • Keluarga atau kerabat yang juga mengalami gejala mirip

Pemeriksaan fisik

Setelah melakukan tanya jawab, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh untuk mengetahui: 

  • Mengukur suhu tubuh dan tanda-tanda vital
  • Melihat ada tidaknya ruam merah di kulit
  • Memeriksa apakah ada nyeri tekan atau kemungkinan pembengkakan di limpa dan hati (hepatosplenomegali).

Pemeriksaan penunjang

Selanjutnya, guna menetapkan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Tes darah, untuk melihat adanya tanda-tanda infeksi
  • Rapid test IgG dan IgM, untuk melihat keberadaan antibodi yang akan melawan bakteri Salmonella typhi  
  • Tes tinja, untuk memastikan bahwa gangguan pencernaan tidak disebabkan oleh infeksi lain 

Di Indonesia, tes Widal masih sering digunakan untuk mendiagnosis tipes, padahal sebenarnya pemeriksaan ini kurang akurat. Di daerah endemik, seperti Indonesia, hampir semua orang pernah terpapar Salmonella typhi dan memiliki antibodi terhadap bakteri ini. 

Oleh karena itu, tes Widal yang hanya dilakukan sekali dapat menunjukkan hasil positif palsu. Selain itu, tes ini tidak selalu dapat mendeteksi infeksi aktif pada tahap awal, yang dapat mengarah pada kesalahan diagnosis.

Untuk mendapatkan pemeriksaan yang tepat, konsultasikan keluhan Anda dengan dokter. Anda dapat berkonsultasi melalui Chat Bersama Dokter untuk mendapatkan penjelasan dan saran yang lengkap mengenai kondisi Anda, termasuk pemeriksaan yang tepat untuk Anda.