Setelah melahirkan, menjalani peran sebagai seorang ibu bukanlah perkara yang mudah. Bunda dituntut harus selalu bisa siap sedia, kapan pun Si Kecil membutuhkan. Tak jarang, hal ini justru membuat Bunda menjadi kurang tidur.
Saat baru melahirkan, wajar saja bila Bunda merasa stres, tertekan, dan juga kelelahan dengan rutinitas baru ini. Bagaimana tidak? Kini, segala aktivitas yang Bunda lakukan jadi serba terbatas karena harus mengurus buah hati.
5 Dampak Kurang Tidur setelah Melahirkan
Semasa berada dalam kandungan, Si Kecil mungkin hanya dapat menendang atau bergerak. Lain halnya setelah ia lahir, rewel karena sedang lapar atau saat popoknya penuh yang bisa terjadi kapan pun, dapat membuat Bunda tidak memiliki waktu istirahat yang cukup bahkan jadi kurang tidur.
Belum lagi jika Bunda menyusui Si Kecil dari payudara secara langsung selama 6 bulan pertama (ASI ekskslusif), yang tentunya akan menambah waktu Bunda untuk standby.
Kurang tidur bukanlah hal yang bisa dianggap sepele. Soalnya, ini dapat menimbulkan beragam dampak negatif bagi kesehatan, seperti:
1. Kurang fokus
Kurang tidur bisa menyebabkan Bunda menjadi kurang fokus dan sulit berkonsentrasi dalam melakukan berbagai kegiatan. Sebagai contoh, saat memandikan Si Kecil, bukannya menggosokkan sabun ke tubuhnya, tapi justru sampo yang Bunda pilih.
2. Mood berantakan dan mudah marah
Apakah Bunda menjadi lebih mudah marah dan tersinggung semenjak melahirkan? Kalau iya, coba periksa jam tidur Bunda. Kurang tidur bisa menyebabkan mood menjadi berantakan, sehingga Bunda jadi mudah marah dan tersinggung.
Malahan, kurang tidur yang berkepanjangan bisa meningkatkan risiko terjadinya depresi atau gangguan cemas, lho.
3. Daya tahan tubuh melemah
Kurang tidur bisa membuat tubuh Bunda menjadi mudah sakit. Sebuah penelitian mengungkapkan, dibandingkan dengan orang yang tidur cukup, orang yang kurang tidur cenderung lebih mudah terserang infeksi dan lebih lama sembuh.
Hal ini karena saat tidur, tubuh melepaskan protein sitokin yang mendukung tidur menjadi lebih nyenyak. Selain itu, sitokin juga berperan dalam melawan infeksi dan peradangan. Makanya, kalau Bunda kurang tidur, produksi sitokin jadi berkurang sehingga Bunda lebih gampang sakit.
4. Gairah seks menurun
Kalau Bunda kurang tidur, jangan kaget ketika gairah berhubungan seksual jadi ikutan menurun. Jika tidak ditangani dengan baik, penurunan gairah seksual dapat berujung pada hilangnya keintiman dengan pasangan bahkan memicu keretakan hubungan.
5. Mudah lupa
Saat tidur, tubuh memang beristirahat, tapi tidak dengan otak. Momen ini digunakan otak untuk menyimpan segala informasi yang didapatkan selama satu hari penuh, kemudian diolah dan disimpan menjadi ingatan.
Nah, ketika Bunda kurang tidur, otak dapat mengalami gangguan dalam proses ini, sehingga membuat Bunda jadi mudah lupa.
Jika Bunda merasa kurang tidur akibat pola tidur bayi yang memang masih belum teratur, ada baiknya untuk membicarakan hal ini ke pasangan atau keluarga. Tujuannya supaya mereka bisa membantu untuk menjaga Si Kecil dan Bunda bisa mendapatkan waktu istirahat yang cukup.
Bila kurang tidur setelah melahirkan sudah berdampak buruk pada aktivitas sehari-hari, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat, ya.