Flu burung adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Penyakit ini umumnya menyebar antarunggas, tetapi bisa juga menular atau menginfeksi manusia dan menimbulkan gejala pernapasan berat, seperti sesak napas.
Ada banyak jenis virus flu burung, antara lain H5N1, H7N9, H5N6, dan H5N8. Dari berbagai jenis virus tersebut, virus H5N1 diketahui paling sering menular pada manusia.
Virus flu burung bisa menyebar ke manusia melalui kontak erat dengan burung atau unggas lain yang terinfeksi, baik unggas yang masih hidup maupun sudah mati. Meskipun jarang terjadi, penyebaran virus flu burung juga dapat melalui hewan ternak sapi yang terinfeksi.
Penyebaran virus flu burung ke manusia bisa terjadi pada saat membersihkan kandang hewan, menyentuh kotoran hewan, menyembelih hewan, mengolah unggas dan sapi yang terinfeksi, atau dalam proses jual beli hewan. Beberapa riset juga menunjukkan bahwa pasar yang menjual unggas hidup bisa menjadi sumber penyebaran virus flu burung.
Konsumsi daging unggas dan sapi yang tidak matang, susu sapi yang tidak dipasteurisasi, atau keju mentah juga memudahkan virus flu burung menginfeksi manusia. Namun, penularan virus flu burung bisa dicegah, salah satunya dengan mengonsumsi daging unggas dan sapi yang telah dimasak sampai matang.
Mengenali Berbagai Gejala Flu Burung
Gejala flu burung biasanya muncul 3–5 hari setelah seseorang terinfeksi. Penyakit ini umumnya dimulai dengan gejala yang mirip flu biasa, mulai dari gejala yang ringan hingga berat, seperti:
- Demam 37oC atau lebih
- Batuk
- Pilek
- Sakit tenggorokan
- Sakit kepala
- Cepat lelah
- Nyeri otot
- Diare
- Sesak napas
Dalam beberapa hari setelah gejala di atas muncul, keluhan yang dialami bisa saja memburuk dan menjadi tanda adanya komplikasi yang meliputi:
- Sakit perut hebat
- Diare berkepanjangan
- Pneumonia atau infeksi paru-paru
- Sindrom gangguan pernapasan akut
- Kegagalan pernapasan
- Gelisah
- Kejang
- Koma
Kelompok orang yang paling berisiko terkena penyakit serius setelah terinfeksi virus flu burung adalah ibu hamil, orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah, dan lanjut usia.
Sementara itu, penting juga untuk mengenali tanda-tanda unggas yang terinfeksi flu burung. Hal ini bermanfaat untuk mencegah penyebaran dan konsumsi unggas dan sapi yang terinfeksi. Beberapa gejala infeksi flu burung pada unggas dan sapi antara lain:
- Kematian unggas yang mendadak
- Kepala unggas bengkak
- Mata unggas tertutup dan berair
- Sapi tampak sakit dan tidak mau makan
- Produksi susu sapi berkurang
- Susu sapi yang dihasilkan lebih kental dan terjadi perubahan warna
Bila menemukan tanda-tanda infeksi flu burung pada unggas di lingkungan sekitar, Anda perlu melaporkannya ke ketua RT/RW setempat untuk selanjutnya dilaporkan ke Dinas Peternakan di daerah Anda. Langkah ini bisa sangat membantu mencegah penularan virus ke manusia.
Penanganan Flu Burung
Mengenali gejala flu burung sejak dini dan mendapatkan penanganan dengan cepat bisa mencegah komplikasi dan mengurangi risiko berkembangnya penyakit flu burung yang parah.
Penggunaan obat antivirus, seperti oseltamivir, peramivir, atau zanamivir, bisa membantu mencegah komplikasi maupun kematian pada penderita flu burung. Obat-obatan tersebut disarankan untuk segera diberikan setelah gejala flu burung muncul, terutama pada orang yang memang telah melakukan kontak dengan unggas yang terinfeksi.
Perlu diketahui bahwa vaksin influenza tidak bisa melindungi tubuh dari infeksi virus flu burung. Jadi, Anda perlu melakukan langkah pencegahan secara mandiri agar tidak terinfeksi. Berikut ini adalah beberapa cara sederhana yang bisa Anda lakukan:
- Rajin cuci tangan dengan air dan sabun, terutama sebelum dan sesudah menyiapkan daging unggas dan sapi untuk dimasak.
- Gunakan peralatan dapur yang berbeda antara daging yang matang dan mentah.
- Pastikan daging sapi dimasak hingga benar-benar matang.
- Masak daging unggas atau telurnya hingga matang.
- Konsumsi susu sapi yang sudah dipasteurisasi dan produk olahan susu sapi yang sudah matang.
- Bila memiliki unggas atau sapi yang sakit, pisahkan dengan hewan ternak lainnya.
- Pakai alat pelindung diri setiap akan menyentuh unggas dan sapi yang sakit.
- Jangan mendekati atau menyentuh kotoran unggas dan sapi yang sakit atau mati.
- Hindari melakukan perjalanan ke wilayah yang sedang mengalami kasus flu burung.
- Jaga jarak dengan unggas liar jika bepergian ke alam terbuka.
- Segera lapor ke pihak terkait saat menemui unggas atau hewan ternak dengan tanda-tanda flu burung.
Meski masing terbilang jarang terjadi, ada beberapa kasus di mana satu orang tertular infeksi virus flu burung dari orang lain, bukan dari unggas secara langsung. Namun, kasus ini diduga hanya berisiko terjadi setelah adanya kontak pribadi yang sangat dekat dan lama.
Oleh karena itu, jika Anda mengalami gejala flu burung, terutama setelah melakukan kontak dengan unggas dan sapi atau mengurus orang yang sakit flu burung, periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang sesuai sesegera mungkin.